BI Minta Bank Tak Lagi Bermain-main dengan Uang Muka
JAKARTA, Jaringnews.com - Bank Indonesia berpendapat selama ini banyak perbankan yang mendanai sektor properti telah terlalu jauh bermain-main dengan uang muka (down payment, DP) dalam menarik konsumen. Padahal, penetapan DP seharusnya merupakan bagian dari manajemen risiko yang tidak boleh diutak-atik. Bank dapat memakai instrumen lain bila untuk menarik konsumen, misalnya penurunan suku bunga.
“DP sering dijadikan sebagai gimmick. Ada bahkan yang menawarkan pembelian rumah dengan DP hanya 10 persen. Ini seharusnya kebijakan yang tidak dilakukan secara berjamaah. DP jangan dimain-mainkan,” kata Kepala Biro Direktorat Pengaturan dan Penelitian Perbankan BI, Filianingsih Hendarta dalam diskusi dengan sejumlah wartawan di Bank Indonesia hari ini (20/3).
Riset yang dilakukan oleh BI menunjukkan ada korelasi yang negatif antara besarnya DP dengan Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah. Artinya, semakin rendah DP semakin besar kredit bermasalah. ”Selama tahun 2011 angka korelasi antara DP dan NPL Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) setiap bulannya negatif, namun selalu menunjukkan korelasi negatif, dengan rata-rata DP-KKB sebesar 0,39 persen dan DP-KPR sebesar 0,37 persen.”
Di sisi lain, kebijakan yang memain-mainkan DP juga memancing konsumen untuk tidak memikirkan kemampuannya. “Ada kecenderungan di antara kita bila ada kelebihan duit, akan berinvestasi dan tergiur dengan tawaran dengan perbankan. Kita sering juga memaksakan, padahal kalau tidak mampu membayar DP untuk rumah tipe 70, jangan dipaksakan, tunda dulu. Kita utamakan unsur kehati-hatian bank,” kata Filianingsih.
Untuk itu BI mengambil kebijakan mengatur DP untuk KPR tipe 70 keatas. Dengan demikian, kehati-hatian bank akan meningkat, dan risiko bagi konsumen juga semakin turun. Menurut Filianingsih, simulasi BI menunjukkan dengan penaikan DP untuk rumah dan kendaraan bermotor, angsuran per bulan dapat diturunkan rata-rata 12 persen.