Arsitek dan Pemilik Rumah Wajib Perhatikan Ini
JAKARTA - Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam membangun rumah, banyak orang yang menganut prinsip "rumahku istanaku". Namun, terkadang dalam kenyataanya prinsip ini salah kaprah.
"Banyak orang yang membuat rumahnya selayaknya istana dalam arti sebenarnya. Bangunannya dibuat semegah mungkin, dengan letak ceiling atau plafon yang sangat tinggi. Dari fisikinya saja sudah tidak memperlihatkan kesan ramah dan kehangatan keluarga," kata arsitek Munichy B Edrees saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Senin (4/6/2012).
Arsitek senior yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) ini menegaskan, paling tidak ada enam aspek penting yang wajib diperhatikan, baik arsitek maupun si pemiliki rumah atau bangunan, di antaranya:
1. Fungsi
Fungsi rumah atau bangunan harus dibuat secara optimal. Bangunan tersebut harus produktif, jangan sampai hanya berakhir menjadi ruang-ruang kosong yang tidak dihuni.
2. Estetika
Hal berikutnya yang penting dalam sebuah karya arsitektur adalah estetika atau keindahan.
3. Teknologi
Pemanfaatan teknologi pun wajib dicermati, mulai dari konstruksi strukturnya hingga material yang digunakan.
4. Keamanan
Seorang arsitek wajib menjamin desain rumah atau bangunan yang dibuatnya aman bagi seluruh penghuninya.
5. Kenyamanan
Setelah keamanan bangunan, faktor kenyamanan juga sangat penting. Karena aktivitas yang dilakukan manusia dalam sebuah rumah atau bangunan sangat banyak, maka aspek ini tidak boleh disampingkan.
6. Kontekstual
Bangunan yang didesain harus memiliki konsep dan konteks yang tepat. Beda daerah, beda konteksnya. Belum tentu bangunan yang dibuat di Jakarta akan cocok juga jika dibangun di Palembang, misalnya. Untuk itu, arsitek dan pemilik rumah harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan.
Lebih lanjut, dia menambahkan, desain sebuah rumah yang ideal tidak harus mewah dan berkesan wah. Yang penting sesuai kebutuhan. "Skalanya dibuat sesuai skala manusialah, bukan skala kerajaan. Sekalipun memiliki dana yang lebih, tapi jangan sampai rumah itu mubazir, dan tidak merefleksikan kehangatan sebuah keluarga," imbuhnya. (NJB)
"Banyak orang yang membuat rumahnya selayaknya istana dalam arti sebenarnya. Bangunannya dibuat semegah mungkin, dengan letak ceiling atau plafon yang sangat tinggi. Dari fisikinya saja sudah tidak memperlihatkan kesan ramah dan kehangatan keluarga," kata arsitek Munichy B Edrees saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Senin (4/6/2012).
Arsitek senior yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) ini menegaskan, paling tidak ada enam aspek penting yang wajib diperhatikan, baik arsitek maupun si pemiliki rumah atau bangunan, di antaranya:
1. Fungsi
Fungsi rumah atau bangunan harus dibuat secara optimal. Bangunan tersebut harus produktif, jangan sampai hanya berakhir menjadi ruang-ruang kosong yang tidak dihuni.
2. Estetika
Hal berikutnya yang penting dalam sebuah karya arsitektur adalah estetika atau keindahan.
3. Teknologi
Pemanfaatan teknologi pun wajib dicermati, mulai dari konstruksi strukturnya hingga material yang digunakan.
4. Keamanan
Seorang arsitek wajib menjamin desain rumah atau bangunan yang dibuatnya aman bagi seluruh penghuninya.
5. Kenyamanan
Setelah keamanan bangunan, faktor kenyamanan juga sangat penting. Karena aktivitas yang dilakukan manusia dalam sebuah rumah atau bangunan sangat banyak, maka aspek ini tidak boleh disampingkan.
6. Kontekstual
Bangunan yang didesain harus memiliki konsep dan konteks yang tepat. Beda daerah, beda konteksnya. Belum tentu bangunan yang dibuat di Jakarta akan cocok juga jika dibangun di Palembang, misalnya. Untuk itu, arsitek dan pemilik rumah harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan.
Lebih lanjut, dia menambahkan, desain sebuah rumah yang ideal tidak harus mewah dan berkesan wah. Yang penting sesuai kebutuhan. "Skalanya dibuat sesuai skala manusialah, bukan skala kerajaan. Sekalipun memiliki dana yang lebih, tapi jangan sampai rumah itu mubazir, dan tidak merefleksikan kehangatan sebuah keluarga," imbuhnya. (NJB)